Danau Kumbang berada di ketinggian 2.560 meter di atas permukaan laut (mdpl), menjadikannya salah satu danau tertinggi di Indonesia. Lokasinya yang tersembunyi di dalam kaldera Gunung Masurai membuatnya jarang dikunjungi, bahkan oleh pendaki lokal sekalipun. Destinasi ini berada di kawasan hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).
Kaldera raksasa seluas 7 kilometer ini menyajikan formasi geologis yang asimetris – dinding bagian timur tampak lebih landai dibanding sisi baratnya yang menjulang. Titik tertingginya mencapai ketinggian 2.737 meter di atas permukaan laut, sementara bibir kaldera sendiri berada pada ketinggian sekitar 2.220 meter.
Sejarah geologisnya mengungkapkan rangkaian peristiwa dramatis. Letusan dahsyat pertama terjadi 33.000 tahun silam (periode I), diikuti oleh erupsi lanjutan 12.000 tahun kemudian (periode II). Dari proses vulkanik inilah kemudian muncul pusat aktivitas baru yang membentuk dua kawah kembar – Kawah Kumbang dan Kawah Mabuk.
Karakter letusannya bersifat lokal dengan sebaran material vulkanik terbatas di sekitar puncak. Aliran lava basalt-andesit yang keluar secara perlahan mengisi cekungan kawah. Proses alam selama ribuan tahun kemudian mengubah kedua kawah ini menjadi genangan air permanen, menjelma menjadi danau-danau vulkanik yang memesona seperti yang kita saksikan sekarang.
Proses pembentukan danau melalui tiga fase utama:
- Pembentukan kaldera oleh letusan katastrofik
- Aktivitas sekunder membentuk kawah baru
- Pengisian air secara alami membentuk danau vulkanik
Keunikan proses pembentukannya menjadikan kawasan ini sebagai laboratorium alam untuk mempelajari evolusi gunung api kuarter di Indonesia.
Rute Pendakian

Bagi siapa pun yang berencana menjelajahi Danau Kumbang, perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi perjalanan yang tidak mudah. Akses menuju danau ini benar-benar menantang karena tidak tersedia jalan beraspal maupun angkutan umum yang bisa langsung membawamu ke lokasi. Seluruh perjalanan harus ditempuh dengan berjalan kaki, melewati berbagai medan yang cukup ekstrem.
Perjalanan dimulai dari Desa Sungai Lalang, yang menjadi titik awal pendakian. Dari desa ini, pendaki akan berjalan selama kurang lebih tiga jam menuju Shelter 1. Sepanjang jalur ini, pemandangan berupa perkebunan kopi dan ladang milik warga setempat akan menemani langkahmu. Shelter 1 sendiri menjadi tempat peristirahatan pertama, dan di lokasi ini juga terdapat sumber air alami yang bisa dimanfaatkan untuk mengisi persediaan air minum.
Setelah cukup beristirahat, perjalanan dilanjutkan dari Shelter 1 menuju Tanjakan Syaiton. Waktu tempuh untuk etape ini sekitar dua jam. Di sini, jalur mulai menunjukkan kesulitannya dengan tanjakan yang semakin curam dan permukaan yang dipenuhi batu-batu licin. Nama “Syaiton” disematkan pada tanjakan ini karena medan yang dianggap cukup ‘jahil’ dan menyulitkan, hampir seperti menghadapi ujian dari setan.
Perjalanan kemudian berlanjut dari Tanjakan Syaiton menuju Puncak 1, yang berada di ketinggian 2.725 meter di atas permukaan laut. Bagian ini memakan waktu sekitar tiga jam dan membawa pendaki masuk ke dalam kawasan hutan yang lebat, penuh lumut, serta memiliki kelembapan tinggi. Suhu mulai terasa lebih dingin di ketinggian ini. Dari Puncak 1, panorama Danau Kumbang mulai tampak di kejauhan, memacu semangat untuk menyelesaikan perjalanan.
Langkah terakhir menuju Danau Kumbang memerlukan waktu sekitar satu jam dari Puncak 1. Jalur ini menurun menuju tepi danau, di mana keindahan alam yang memesona siap menyambut. Danau yang tenang, dikelilingi hutan hijau dan udara segar, seolah menjadi hadiah bagi siapa saja yang berhasil mencapainya.
Namun, ada beberapa hal penting yang harus diwaspadai selama perjalanan. Cuaca di daerah ini sangat tidak menentu; kabut tebal bisa turun secara tiba-tiba dan mengurangi jarak pandang secara drastis. Selain itu, jalur pendakian ini juga merupakan habitat berbagai hewan liar seperti babi hutan dan monyet, yang kerap kali terlihat di sepanjang jalan. Komunikasi juga menjadi tantangan tersendiri, karena sinyal telepon akan hilang begitu memasuki kawasan hutan. Oleh karena itu, persiapan matang dan kewaspadaan tinggi sangat diperlukan sebelum memulai perjalanan menuju Danau Kumbang.
Google Maps Danau Kumbang
Daya Tarik Danau Kumbang

Sesampainya di Danau Kumbang, segala rasa letih yang menumpuk sepanjang perjalanan mendadak sirna, tergantikan oleh kekaguman yang mendalam. Pemandangan yang tersaji di depan mata begitu memesona, seolah menyambut dengan keindahan yang tak tergambarkan. Danau ini tampak seperti karya seni alam yang hidup—permukaannya memantulkan warna hijau toska yang jernih, memikat siapa pun yang memandang. Di sekelilingnya berdiri tebing-tebing vulkanik yang menjulang, sementara hutan lebat yang masih perawan menambah kesan alami dan menenangkan dari tempat ini.
Keistimewaan Danau Kumbang tidak hanya berhenti pada keindahan visualnya. Salah satu daya tarik yang membuatnya begitu unik adalah perubahan warna airnya yang dinamis. Warna air bisa tampak berbeda-beda tergantung pada kondisi cuaca. Saat matahari bersinar terang, air bisa terlihat biru kehijauan yang menyejukkan. Namun ketika cuaca berubah atau matahari mulai terbenam, warna air bisa memantulkan rona keemasan yang memukau—seakan danau ini memiliki kehidupan sendiri yang merespons alam sekitarnya.
Selain itu, suasana di sekitar danau sering kali diliputi kabut tipis yang perlahan-lahan menyelimuti permukaan air dan pepohonan sekelilingnya. Fenomena ini menciptakan nuansa yang mistis dan magis, membuat siapa pun yang berada di sana merasa seolah masuk ke dalam dunia lain yang tenang namun penuh misteri.
Keanekaragaman hayati di kawasan ini juga menjadi daya tarik tersendiri. Flora yang tumbuh di sekitar danau sangat khas, banyak di antaranya merupakan tumbuhan endemik yang sulit ditemukan di tempat lain. Anggrek hutan yang anggun dan kantong semar yang eksotis tumbuh liar di area ini, memperkaya keunikan Danau Kumbang sebagai destinasi yang bukan hanya indah dipandang, tetapi juga bernilai tinggi secara ekologis. Keindahan dan keragaman alam yang berpadu sempurna menjadikan Danau Kumbang sebuah permata tersembunyi di tengah belantara, layak dijaga dan dinikmati dengan penuh rasa syukur.
Aktivitas Seru di Danau Kumbang

Menghabiskan waktu di Danau Kumbang bukan hanya soal menikmati pemandangan, tapi juga tentang merasakan langsung berbagai aktivitas seru yang membuat perjalanan ke tempat ini benar-benar berkesan. Salah satu kegiatan paling diminati adalah berkemah di tepi danau. Menginap semalam di alam terbuka, tepat di sisi danau yang tenang, menghadirkan pengalaman yang begitu magis. Bayangkan bagaimana rasanya mendirikan tenda di bawah langit terbuka, ditemani cahaya hangat dari api unggun yang menyala perlahan, dan langit malam yang dipenuhi bintang seolah menjadi atap alami. Suasana sunyi yang hanya diiringi suara alam menciptakan momen yang sulit dilupakan.
Bagi penggemar fotografi atau mereka yang gemar membagikan momen indah di media sosial, Danau Kumbang adalah surga visual yang tak habis-habisnya untuk dijelajahi. Hampir setiap sudut di kawasan ini memiliki pesonanya sendiri, mulai dari pantulan sempurna air danau yang jernih hingga bebatuan vulkanik yang unik dan dramatis. Lanskapnya yang kontras dan alami membuat hasil jepretan terlihat begitu eksotis dan artistik, cocok untuk diabadikan dan dibagikan.
Tak hanya itu, bagi para petualang sejati yang tertarik dengan sisi geologi dan sejarah alam, ada kesempatan menarik untuk menjelajahi Kawah Kumbang. Kawah ini masih menunjukkan aktivitas geotermal, yang menjadi bukti bahwa wilayah ini pernah — dan masih — memiliki energi vulkanik yang kuat. Mendekati kawah ini bukan hanya memberi sensasi petualangan, tapi juga pemahaman yang lebih dalam tentang kekuatan alam yang membentuk kawasan sekitar danau. Gabungan antara pesona alam, ketenangan suasana, dan jejak sejarah geologis menjadikan Danau Kumbang sebagai tempat yang tidak hanya indah, tetapi juga penuh cerita.
Fasilitas & Akomodasi
Sebelum memulai pendakian menuju danau, para pengunjung bisa memilih untuk menginap di homestay yang tersedia di Desa Sungai Lalang. Desa ini merupakan titik awal perjalanan, dan homestay di sana dikelola oleh penduduk lokal yang ramah. Meskipun fasilitasnya tidak mewah, suasana yang ditawarkan sangat hangat dan nyaman. Menginap di sini juga memberikan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat setempat serta mengenal budaya dan kehidupan desa yang masih alami.
Selama perjalanan mendaki, tersedia shelter-shelter sederhana yang dapat digunakan sebagai tempat beristirahat atau berteduh sementara. Shelter ini bukan tempat menginap permanen, melainkan lebih berfungsi sebagai pos pemberhentian untuk melepas lelah dan menyusun ulang tenaga sebelum melanjutkan perjalanan ke titik berikutnya. Tidak ada fasilitas lengkap di sini, jadi semua kebutuhan harus dipersiapkan sendiri, mulai dari makanan, air minum, hingga perlengkapan pribadi.
Selain itu, keberadaan pemandu lokal sangat dianjurkan—bahkan dianggap wajib. Pendakian menuju Danau Kumbang tidaklah mudah, dan jalurnya bisa cukup menantang bagi pendaki yang belum berpengalaman. Pemandu lokal tidak hanya berfungsi sebagai penunjuk arah, tetapi juga sebagai penghubung antara pendaki dan lingkungan sekitar. Mereka memahami betul kondisi medan, cuaca, serta potensi risiko yang bisa saja muncul di tengah perjalanan. Dengan membawa pemandu, keselamatan lebih terjamin dan pengalaman menjelajahi alam pun menjadi lebih bermakna dan aman.
Tips Penting Sebelum Berangkat
Destinasi ini berada di kawasan hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang liar dan belum tersentuh pembangunan modern, maka kesiapan fisik dan perlengkapan menjadi kunci utama.
Pertama-tama, bawalah perlengkapan pribadi secara lengkap dan sesuai dengan kebutuhan bertualang di alam bebas. Tenda berkualitas yang tahan angin dan air sangat diperlukan, karena malam di dataran tinggi bisa sangat dingin, bahkan menusuk tulang. Sleeping bag dan jaket tebal juga wajib dibawa agar tubuh tetap hangat di malam hari. Jangan lupakan logistik makanan yang cukup untuk seluruh durasi perjalanan, termasuk camilan berenergi dan minuman yang bisa memberi tenaga tambahan saat pendakian terasa berat.
Selain itu, kotak P3K dan obat-obatan dasar juga sangat penting untuk dibawa. Ini termasuk perban, plester, antiseptik, obat sakit kepala, obat diare, serta penangkal gigitan serangga. Medan yang dilalui bisa saja menyebabkan lecet atau cedera ringan, dan ketersediaan obat-obatan di tengah hutan tentu sangat terbatas, sehingga semuanya harus disiapkan sejak awal.
Satu hal yang tidak boleh diabaikan adalah menggunakan jasa pemandu lokal. Jalur menuju Danau Kumbang terkenal tidak memiliki penanda yang jelas, dan sangat mudah membuat pendaki tersesat, apalagi bagi mereka yang belum familiar dengan medan pegunungan dan hutan tropis. Pemandu lokal tidak hanya tahu arah, tetapi juga memahami kondisi cuaca, titik-titik rawan, serta cara berinteraksi dengan alam sekitar dengan bijak dan aman. Kehadiran mereka bukan sekadar pelengkap, tapi menjadi faktor krusial dalam keselamatan perjalanan.
Terakhir, penting untuk menanamkan rasa tanggung jawab terhadap kelestarian alam. Salah satu cara paling sederhana tapi berdampak besar adalah dengan menjaga kebersihan. Semua sampah yang dihasilkan, sekecil apa pun, harus dibawa kembali dan tidak dibuang sembarangan. Keindahan Danau Kumbang bukan hanya untuk dinikmati saat ini, tetapi juga diwariskan kepada generasi berikutnya. Menjaga kelestariannya adalah tugas setiap pengunjung. Jangan sampai jejak perjalanan kita menjadi beban bagi alam yang sudah begitu indah dan murni.
Penutup
Bila kamu mencari petualangan sejati, jauh dari keramaian turis, maka Danau Kumbang adalah jawabannya. Ia bukan destinasi biasa, tempat di mana alam masih berbicara dengan lantang, dan setiap langkah adalah cerita.
Tapi ingat: perjalanan ke sini bukan untuk mereka yang setengah hati. Butuh persiapan fisik, mental, dan keberanian. Namun, seperti kata para pendaki lama:
“Yang berat bukanlah jalannya, tapi langkah pertama yang harus kau ambil.”
Dan Danau Kumbang? Ia akan menjadi salah satu langkah terindah dalam hidupmu.
Baca juga:
- Mengenal Asal Usul dan Misteri Danau Gunung Tujuh Kerinci
- Keistimewaan dan Sejarah Danau Depati Empat Merangin Jambi
- Keindahan Alam Air Panas Grao Sakti Merangin, Jambi
- Daya Tarik dan Kisah Mistik Air Terjun Pancaro Rayo Kerinci
- Wisata Air Terjun Serintik Hujan Paneh di Merangin, Jambi
Referensi
- https://geopark.meranginkab.go.id/id/berita/detail/kompleks-danau-kawah-kumbang-dan-mabuk
- https://bams.jambiprov.go.id/danau-kumbang-lokasi-rute-dan-keunikan-danaunya/