Gunung Masurai: Pesona, Misteri, dan Petualangan

Gunung Masurai

Gunung Masurai. Namanya mungkin tak setenar Kerinci atau Rinjani, tapi jangan salah—gunung ini menyimpan segudang keajaiban yang bikin siapa pun terpukau. Terletak di Kabupaten Merangin, Jambi, gunung ini adalah salah satu permata tersembunyi di Bukit Barisan.

Bagi yang suka tantangan, Masurai punya jalur pendakian yang menantang. Bagi pencinta misteri, ada legenda emas terurai dan cerita mistis Rumah Hitam. Dan bagi yang cuma ingin menikmati alam, ada Danau Kumbang dan Danau Mabuk yang memesona.

Mengenal Gunung Masurai

Gunung Masurai
Sumber gambar: IG Explore Merangin

Gunung Masurai berdiri megah membentang di tiga wilayah kecamatan Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, yaitu Kecamatan Lembah Masurai, Jangkat, dan Sungai Tenang. Keberadaannya yang masuk dalam wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) menjadikan kawasan ini sebagai salah satu benteng terakhir pelestarian alam di Sumatera. Statusnya sebagai bagian dari TNKS menjamin bahwa ekosistem di sekitar gunung ini masih terjaga keasliannya, dengan hutan-hutan perawan yang menjadi rumah bagi beragam flora dan fauna endemik.

Sebagai gunung berapi yang telah memasuki masa istirahat panjang, Gunung Masurai terakhir kali menunjukkan aktivitas vulkaniknya sekitar 33.000 tahun yang lalu. Meski kini telah berstatus tidak aktif, bekas-bekas keperkasaannya di masa lampau masih sangat jelas terlihat. Kaldera besar yang membentang di sisi timur gunung menjadi saksi bisu letusan dahsyat di masa lalu, sementara di bagian barat muncul dua kerucut vulkanik yang membentuk lanskap unik. Dua danau vulkanik, Danau Kumbang dan Danau Mabuk, adalah bukti lain dari kekuatan geologis yang pernah menggelegak di kawasan ini.

Gunung Masurai memiliki tiga puncak utama yang menjadi tujuan para pendaki. Puncak Utama dengan ketinggian 2.935 meter di atas permukaan laut (mdpl) merupakan titik tertinggi yang menawarkan pemandangan spektakuler. Tidak jauh di bawahnya, terdapat Puncak Satu yang berada di ketinggian 2.713 mdpl, serta Puncak Lancip yang lebih kecil namun tidak kalah menantang.

Jika dibandingkan dengan Gunung Kerinci yang menjulang hingga 3.805 mdpl, Gunung Masurai memang terlihat lebih “rendah”. Namun, jangan pernah menganggap remeh gunung ini. Medan pendakiannya yang curam, jalur yang licin terutama saat musim hujan, serta trek yang penuh tantangan membuat Masurai layak disebut sebagai salah satu gunung tersulit di Sumatera. Banyak pendaki berpengalaman mengakui bahwa tingkat kesulitan Masurai tidak kalah dengan gunung-gunung tinggi lainnya di Indonesia.

Keindahan Alam Gunung Masurai

Gunung Masurai
Danau Kumbang

Di antara segala keindahan yang dimiliki Gunung Masurai, dua danau vulkaniknya merupakan permata alam yang tak ternilai harganya. Danau Kumbang yang terletak pada ketinggian 2.430 meter di atas permukaan laut menyajikan pemandangan memesona dengan airnya yang jernih bak kaca. Dengan luas sekitar 2 hektar, danau ini sering menjadi tempat persinggahan favorit para pendaki untuk mendirikan tenda dan menikmati ketenangan alam pegunungan. Suasana di sekitar danau ini begitu sunyi, hanya terdengar gemericik air dan kicauan burung-burung hutan.

Tidak jauh dari Danau Kumbang, terdapat saudaranya yang lebih misterius – Danau Mabuk. Berada di ketinggian 2.533 mdpl, danau ini jauh lebih terpencil dan jarang dikunjungi. Dikelilingi oleh hutan lebat yang hampir tak tersentuh, Danau Mabuk menawarkan pengalaman alam yang lebih intim dan eksklusif bagi para petualang sejati. Airnya yang tenang dan gelap seolah menyimpan seribu rahasia alam yang belum terungkap.

Namun, mencapai kedua danau ini bukanlah perkara mudah. Para pendaki harus melewati tanjakan ekstrem yang dijuluki “Tanjakan Syaiton” oleh pendaki lokal. Tanjakan dengan kemiringan hampir 70 derajat ini benar-benar menguji fisik dan mental, membuat nafas tersengal-sengal dan kaki gemetaran. Banyak pendaki mengaku tanjakan inilah yang membuat pendakian ke Gunung Masurai begitu berkesan dan tak terlupakan.

Hutan Primer yang Penuh Kehidupan

Gunung Masurai
Sumber gambar: IG Explore Merangin

Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat di sekitar Gunung Masurai menyimpan ekosistem hutan primer yang masih sangat alami. Di balik rimbunnya dedaunan dan pepohonan raksasa yang diselimuti lumut tebal, tersembunyi kehidupan satwa liar yang kaya. Jejak-jejak Harimau Sumatera masih sering ditemukan di sini, meskipun populasinya semakin berkurang akibat aktivitas manusia dan penyempitan habitat.

Berjalan menyusuri hutan ini seperti memasuki dunia lain. Pohon-pohon berusia ratusan tahun menjulang tinggi dengan batang-batangnya yang ditumbuhi berbagai jenis lumut dan anggrek hutan. Suasana lembab dan sejuk, ditambah dengan kabut tipis yang kadang menyelimuti, menciptakan atmosfer magis bak negeri dongeng. Di sini, waktu seolah berjalan lebih lambat, memungkinkan kita untuk benar-benar menyatu dengan alam.

Sumber Kehidupan bagi Masyarakat

Gunung Masurai bukan sekadar objek wisata alam, melainkan juga sumber kehidupan bagi masyarakat sekitarnya. Batang Tembesi, salah satu sungai penting di Provinsi Jambi, berhulu dari lereng gunung ini. Airnya yang jernih mengalir deras menyuburkan sawah-sawah dan kebun-kebun warga, menjadi nadi perekonomian masyarakat di tiga kecamatan sekitarnya.

Selain Batang Tembesi, masih banyak sumber mata air lain yang bermunculan dari berbagai sisi gunung. Masyarakat setempat sangat menghormati dan menjaga kelestarian sumber-sumber air ini, karena mereka menyadari betul bahwa gunung inilah yang menjamin keberlangsungan hidup mereka dari generasi ke generasi. Dalam budaya lokal, Gunung Masurai dianggap sebagai tempat yang sakral dan penuh berkah, bukan hanya sebagai penyedia air, tetapi juga sebagai penjaga keseimbangan alam.

Setiap tetes air yang mengalir dari Gunung Masurai membawa cerita tentang simbiosis mutualisme antara manusia dan alam. Di sini, kita bisa belajar bagaimana masyarakat lokal hidup harmonis dengan alam, mengambil secukupnya dan selalu menjaga kelestariannya untuk anak cucu di masa depan.

Jalur Pendakian Gunung Masurai

Perjalanan mendaki Gunung Masurai dimulai dari Desa Sungai Lalang yang terletak di Kecamatan Lembah Masurai. Untuk mencapai desa ini dari Kota Jambi, pendaki perlu menempuh perjalanan darat selama sekitar 6 jam menuju Bangko, ibu kota Kabupaten Merangin, sebelum melanjutkan perjalanan ke desa tersebut. Desa Sungai Lalang sendiri merupakan permukiman tradisional yang masih mempertahankan budaya dan kearifan lokal masyarakat Jambi.

Di desa inilah terdapat basecamp pendakian resmi yang menjadi tempat berkumpulnya para petualang sebelum memulai pendakian. Basecamp ini dilengkapi fasilitas dasar seperti area istirahat, tempat penyimpanan perbekalan, dan sumber air bersih. Para pendaki biasanya menghabiskan malam di sini untuk mempersiapkan fisik dan mental sebelum menaklukkan Gunung Masurai keesokan harinya. Masyarakat setempat yang ramah sering kali berbagi cerita dan tips berguna tentang kondisi terkini jalur pendakian. Adapun rute pendakian sebagai berikut:

1. Tahap Awal: Menyusuri Kebun dan Sungai

Perjalanan dimulai dari basecamp menuju Pintu Rimba yang memakan waktu sekitar 1 jam. Trek awal ini relatif landai, melewati kebun-kebun warga yang ditanami kopi dan sayuran. Pendaki akan disuguhi pemandangan pedesaan yang asri sebelum menyebrangi beberapa anak sungai kecil dengan air yang jernih. Suara gemericik air menjadi teman setia di sepanjang perjalanan tahap ini.

2. Memasuki Hutan Primer TNKS

Setelah melewati Pintu Rimba pada ketinggian 1.618 mdpl, pendaki resmi memasuki kawasan hutan Taman Nasional Kerinci Seblat. Trek mulai menanjak dengan kemiringan sekitar 30-45 derajat menuju Shelter 1 di ketinggian 1.815 mdpl. Medan di sepanjang jalur ini mulai menantang dengan akar-akar pohon besar yang menjulur di tengah jalan dan tanah yang lembab. Shelter 1 menjadi tempat istirahat pertama yang strategis sebelum melanjutkan pendakian yang lebih berat.

3. Menuju Puncak Satu

Dari Shelter 1, pendaki akan menghadapi tantangan sebenarnya menuju Puncak Satu (2.713 mdpl). Trek menjadi semakin curam dengan kemiringan mencapai 60 derajat di beberapa titik. Vegetasi mulai berubah menjadi hutan lumut dengan pepohonan yang lebih pendek namun lebat. Meskipun melelahkan, pendaki akan terhibur oleh pemandangan spektakuler yang mulai terlihat di beberapa titik terbuka. Puncak Satu sendiri menawarkan panorama Danau Kumbang dan lanskap sekitarnya yang memukau.

4. Final Ascent

Dari Puncak Satu, perjalanan menuju Puncak Utama (2.935 mdpl) membutuhkan waktu sekitar 2 jam melalui jalur yang tidak kalah menantang. Trek terakhir ini melewati hutan berlumut yang lebat dengan udara yang semakin dingin. Kabut tebal sering kali menyelimuti jalur, menambah kesan misterius pendakian. Puncak Utama sendiri merupakan hamparan terbuka dengan batu-batu besar sebagai penanda titik tertinggi. Dari sini, pendaki bisa menikmati pemandangan 360 derajat yang benar-benar membanggakan.

Berikut ini kiat-Kiat penting untuk pendakian

  • Bawa persediaan makanan dan minuman yang cukup karena tidak ada warung sepanjang jalur. Disarankan membawa makanan berkalori tinggi dan mudah disiapkan.
  • Kabut tebal bisa muncul tiba-tiba dan mengurangi jarak pandang. Selalu perhatikan ramalan cuaca sebelum berangkat dan siapkan jas hujan serta pakaian hangat.
  • Tanjakan yang licin terutama saat hujan menjadi bahaya tersembunyi. Gunakan sepatu trekking dengan daya cengkeram baik dan berhati-hati saat melintasi area berbahaya.
  • Mulai pendakian pagi-pagi untuk menghindari kabut sore hari. Perhitungkan waktu dengan matang agar tidak terjebak di jalur saat gelap.
  • Pastikan tubuh dalam kondisi prima sebelum mendaki. Lakukan pemanasan cukup dan kenali batas kemampuan diri sendiri.
  • Jaga kebersihan jalur dengan tidak meninggalkan sampah. Hormati aturan TNKS dan budaya masyarakat setempat.

Pendakian Gunung Masurai bukan sekadar aktivitas fisik, melainkan sebuah perjalanan spiritual untuk menyatu dengan alam. Setiap langkah di jalur pendakian ini akan mengajarkan arti ketekunan, kesabaran, dan penghargaan terhadap keagungan alam. Dengan persiapan matang dan mental yang kuat, pengalaman mendaki gunung ini akan menjadi kenangan yang tak terlupakan seumur hidup.

Google Maps Gunung Masurai

Mitos & Misteri Gunung Masurai

Kumbang
Danau Kumbang

Berikut ini beberapa legenda dan misteri Gunung Masurai yang berasal dari cerita rakyat setempat.

1. Emas di Puncak

Asal-usul nama “Masurai” sendiri menyimpan cerita rakyat yang telah turun-temurun dipercaya masyarakat setempat. Konon, di puncak gunung ini tersimpan emas dalam bentuk serpihan-serpihan halus yang bertebaran. Beberapa versi cerita menyebutkan bahwa emas ini merupakan peninggalan kerajaan kuno, sementara yang lain meyakini sebagai anugerah alam dari kekuatan gaib gunung tersebut.

Kisah ini bukan sekadar dongeng pengantar tidur. Banyak pemburu harta dari berbagai daerah pernah mencoba peruntungan mereka. Bekas-bekas penggalian masih bisa ditemui di beberapa titik, menjadi bukti nyata dari kegigihan para pencari harta karun ini. Namun anehnya, meski banyak yang mengaku melihat kilauan emas, tak seorang pun berhasil membawa pulang harta tersebut. Masyarakat percaya bahwa gunung ini “menolak” untuk memberikan kekayaannya kepada orang yang berniat serakah.

2. Rumah Hitam

Di jalur antara Desa Sungai Lalang dan Renah Alai, terdapat sebuah bangunan tua yang telah lama ditinggalkan. Bangunan dari kayu yang telah menghitam ini dikenal luas dengan sebutan “Rumah Hitam” dan menjadi sumber berbagai cerita mistis. Asal-usulnya konon dibangun oleh tentara saat membuka jalan di kawasan tersebut pada masa lalu.

Yang membuat tempat ini istimewa adalah banyaknya laporan pengalaman supranatural. Para pengendara sering mengaku kendaraannya tiba-tiba mogok ketika melewati area ini, terutama pada malam hari. Beberapa penampakan seperti sosok tinggi besar berwajah samar atau suara-suara aneh tanpa sumber jelas sering dilaporkan. Uniknya, fenomena ini biasanya terjadi di sekitar bangunan, seolah ada “penjaga” yang tak ingin diganggu.

Masyarakat setempat memiliki ritual khusus ketika harus melewati area ini, biasanya dengan mengucapkan salam atau permisi secara halus. Bagi yang penasaran, disarankan untuk melewatinya dengan sikap hormat dan tidak berbuat usil.

3. Penampakan Harimau

Gunung Masurai sebagai bagian dari Taman Nasional Kerinci Seblat masih menjadi habitat asli Harimau Sumatera. Jejak-jejak keberadaan sang raja hutan ini masih sering ditemukan, baik berupa cakaran di pohon, jejak kaki, atau bahkan kotorannya yang segar.

Beberapa pendaki melaporkan pengalaman bertemu langsung dengan satwa megah ini, terutama di sekitar aliran sungai kecil tempat harimau biasa minum. Meski umumnya menghindari manusia, kehadiran mereka tetap menimbulkan perasaan campur aduk antara takjub dan was-was.

Penduduk lokal mempercayai bahwa harimau-harimau ini adalah “penjaga” gunung yang sebenarnya. Ada pantangan-pantangan khusus ketika memasuki wilayah mereka, seperti tidak boleh bersikap sombong atau berbuat kerusakan di hutan. Banyak yang percaya bahwa mereka yang melanggar aturan tak tertulis ini akan mendapat peringatan dari alam, kadang melalui pertemuan tidak sengaja dengan sang raja hutan.

Yang menarik dari semua legenda ini adalah bagaimana masyarakat setempat menjaganya bukan sebagai hal yang menakutkan, melainkan sebagai bagian dari sistem kepercayaan yang mengajarkan harmoni dengan alam. Setiap mitos dan misteri seolah menjadi pengingat bahwa manusia bukanlah penguasa, melainkan bagian dari alam yang harus hidup selaras.

Artikel ini ditulis berdasarkan pengalaman pendaki lokal dan penelitian lapangan. Bila kamu tertarik mendaki, pastikan izin dari pengelola TNKS dan jaga kelestarian alam! Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Baca juga:

Referensi

  1. https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Masurai
  2. https://jamadagni36.blogspot.com/
  3. Zulkifli, A. (2022). Pendakian ekstrem di Indonesia: Panduan lengkap 50 gunung. Penerbit Petualang.
  4. Ichsan, M. (2020). Legenda dan mitos gunung-gunung di Sumatera. Penerbit Nusantara Press.
  5. Ekspedisi Mapala Siginjai Universitas Jambi. (2021). Laporan pendakian Gunung Masurai: Tinjauan jalur dan ekosistem.
  6. Dinas Pariwisata Kabupaten Merangin. (2022). Data wisata alam Kabupaten Merangin: Potensi dan pengembangan. Pemerintah Kabupaten Merangin.